Ini adalah hari ke tujuh kami berada jauh dari negara kami
tercinta indonesia, atau tepatpatnya empat hari sudah kami lewati berada di
negara dengan kesibukan luar biasa. Dan hari ini adalah hari ke-5 kami di
negara yang dulunya masuk ke salah satu tujunh keajaiban dunia tempatnya, yakni
Great wall. Empat hari sudah membuat kami hidup penuh tantangan, Dengan banyaknya
pengalaman yang kami dapat dan pelajaran-pelajaran hidup yang membuat kami
makin kuat dan terus belajar.
Kami memulai aktivitas pagi ini lebih siang dari kemarin
karena kami tidak terlalu yakin dengan keberangkatan kereta yang akan pergi ke Tianjin
ataupun Beijing akan berangkat hari ini, karena sebelumnya memang banyak sekali
dari penduduk china sendiri mengatakan bahwa ini adaalah siklus 100 tahunan dan
biasanya 3-4 hari akan lumpuh aktivitasnya. Akan tetapi ternyata pagi itu
segala aktivitas berjalan dengan baik dan seperti tidak pernah ada kejadian
kemarin.
Akhirnya setelah mencari keberangkatan kereta terdekat dan
pertama, ternyata bukan lagi di Guangzhou east railway station, akan tetapi di Guangzhou
railway station. Dan kami pun akhirnya berpisah kembali dengan istiyani, karena
dia akan langsung berangkat pesawatnya sudah mulai beroprasi harini. Dia akan
transit di manila dan kemudia transit di soekarno hatta dan langsung pergi ke
bali untuk lomba yang selanjutnya. Kami berpisah di statsiun kecun, isti pergi
menuju rute orange sampai bandara dan kita rute biru menuju Guangzhou railway
station.
Selepasnya sampai di Guangzhou railway station, ada puluhan
ribu orang berbondong-bondong berlalu Lalang, ada yang membeli tiket, ada yang
mengantri untuk masuk ke peron, dan ada juga yang menunggu keajaiban untuk
tambahan tiket. Kami mutar-mutar mencari-cari tiket dan ternyata kondisi sudah
menjawab pertanyaan kami. Setelah kurang lebih dua jam di sana, dan kami hanya
mendapatkan keletihan luar biasa karena tiket habis ludes. Akhirnya kami
memutuskan untuk kembali ke stasiun Guangzhou east railway station.
Setibanya kami di sana, ribuan orang juga memadati stasiun
tersebut. Kami bulak-balik mencari cara agar bisa menuju Tianjin atau Beijing. Akan
tetapi tiket hanya tersisa standing. Dan kami semua tidak bersdia dengan hal
tersebut akhirnya kami pun menunggu dan memikirkan apa yang kana kami lakukan
setelah ini di sana. Akhirnya kami juga mencari cara lain untuk tetap pulang
walaupun tidak bisa lewat Tianjin dan tidak bisa melihat great wall.
Kami mencari cara untuk pulang dengan harga yang murah dan kalua
bisa dapat waktu untuk jalan-jalan, kami mencari-cari pesawat dan untuk ke Guangzhou
pesawatnya sudah di atas 2,5 jt semua, bahkan untuk hari ini 4 juta. Akhirnya kami
mencari alternative lain, dan menemukan Shenzhen. Dari bandara Shenzhen menuju Jakarta
hanya 1,9 juta. Dan kami mmeilih untuk membeli lewat agen. Karena terdapat
potongan 40%. Akhirnya kami memilih untuk kembali ke Indonesia lewat Shenzhen. Dan
kami harus menuju Shenzhen dari Guangzhou.
Kami membagi dua tugas pada akhirnya, untuk membeli tiket menuju
Shenzhen dan juga membeli makanan untuk makan siang kami yang sudah sangat kelaparan.
Alawy dan farid membeli tiket menyuju Shenzhen walayupun disela-sela tersebut
terdapat drama farid dan alawy yang hilang gatau kemana, tapi kemudian
tiba-tiba ketemu begitu saja. Waw waw waw.
Karena kami tidak jadi ke Beijing maupun Tianjin, uang kami
akhirnya berlimpah, dari yang sebelumnya sangat sangat berkecukupan menjadi
banyak kembali. Oleh karena itu kami meutuskan untuk membeli makan yang enak di
KFC dan membeli kentang dan ayam dua untuk setiap orangnya dengan harga 20
yuan. Akhirnya kami pun makan makanan tersebut Bersama-sama setelah alawy dan
farid selesai membeli tiket. Dan setelahnya kami shalat jamak qasahar, setelahnya
kami check in dan masuk ke dalam gate untuk keberangkatan kereta menuju Shenzhen.
Ternyata setelah kami lari-lari mengejar kereta yang kami
kira akan terlambat, ternyata keretanya yang terlambat dan mengalami delay yang
cukup lama, yakni 1 jam dari jadwal keberangkatan yang seharusnya. Kami pun
merasakan bagaimana yang selama ini kami rasakan di commuter line Jakarta jika
rush hour, di sana kami tergencet-gencet dan terjebak selama satu jam karena
delay dari kereta tersebut.
Dan kejutan lain pun muncul setelah itu. Ternyata semua
orang bebas memilih kereta manapun ke Shenzhen walaupun tioketnya bukan kereta
tersebut. Jadi percuma dari tadi kita menunggu lama, dan lari-larian, kemudian
kejutan kedua setlah kita memasuki kereta ternyata duduknya adalah berebutan
seperti di commuter line Jakarta padahal kita beli tiket untuk duduk dan di
kereta bisnis loh. Kereta bisnis cepat. Akan tetapi duh duh duh chinasungguh
sebuah kejutan yang snagat mengecewakan.
Awalnya kami ber lima tidak ada yang mendapatkan rtempat
duduk, tapi kemudian satu persatu menurut tingkat ketuaan umur mulai duduk-satu
persatu. Dari atoy yang paling tua, kemudian aku, bela, alawy dan terakhir si
bontot farid. Kereta ini merupakan kereta bisnis akan tetapi kondisi di dalam
sudah seperti kertea ekonomi. Walaup[un tempat duduk dan fasilitas bisnis. Akhirnya
setelah 150 menit perjalanan kami pun sampai di china bagian selatan lainnya
yang nyerempet honghkong. Setelah sampai kami sgeera mencari hotel untuk kami
tinggali malam ini.
Setelah kami memutuskan tempat tinggal beralasan rating dan
pusat kota, kami memilih tempat di deket stasiun window of the world. Akan tetapi
dekatnya orang china dengan orang Indonesia tentulah sangat jauh perbedaannya. Ternyata
deketnya orang sana kami harus jalan menuju tempat hotelnya sejauh 2-3 km di malam
hari yang akan menuju pertengahan malam.
Setelah kami sampai Stasiun Shenzhen, kami bertemu dengan
orang Indonesia yang sedang dinas di sana. Mereka bertiga yang sebenrnya
berlima. Dua orang lainnya tertinggal di hongkong karena salah satunya cewe
tidak bisa untuk visa on arrival. Alhamdulillah kami masih bertemu dengan
orang-orang Indonesia ketika di china. Akhirnya kami membeli koin subway,
karena metro di Shenzhen bernama subway menuju windown of the world.
Sesampainya di sana kami menuju gate harbour yang menuju ke
lokasi hotel kami, akan tetapi kami pun mampir kembali sebentar ke tempat
permainan ambil boneka dengan hanya membayar menggunakan koin 1 yuan saja hehe.
Kami juga berjumpa denga orang brazil yang sudah lama tinggal di Indonesia, di
beberapa derah di indoensia, bahkan sudah 4 tahun tinggal di bali dan lancer menggunakan
Bahasa Indonesia. Tidak hanya Indonesia tapi dia juga sempat tinggal dibeberapa
negara lain untuk perkerjaannya seperti Malaysia, Singapore dan china. Pekerjaannya
adalah istruktur fitness dan senam. Pantes saja di umurnya yang sudah menjelang
40 tahunan lebih wajah dan badannya masih snagat kencang. Kami pun akhirnya
bertukar wechat, walaupun dua minggu setelahnya dia memutus pertemanan kami
haha.
Setelah keluar statsuiun kami pun berjalan cukup jauh untuk
menemukan hotelnya, dengan melewati bebrapa tempat-tempat aneh, mulai dari pasar
makanan babi, walaupun terdapat 1 restoran islam di tengah-tengahnya yangh
sudah tutup pada saat itu, akan tetapi kami terus melewati tempat-tempat yang
dipenuhi dengan anjing dan babi, hingga akhirnya kami sampaui di gerbang sebuah
apartemen dengan 6 tower di dalamnya, dan tempat tinggal kami berada di tower 1.
Atau tower A di lantai 12 di Gedung 12B. awalnya ketika kami bertanya dengan
satpam, satpam bilang bahwa tempat penginapan kami salah, tapi aku sendiri
sangat yakin bahwa itulah tempatnya, akhirnya setelah ada orang yang keluar
lewat pintu tersebut, kami langsung saja masuk dan mencaroi Gedung A. dan
ketika keliling mencari Gedung A pun ami sangat yakin bahwa ini adalah
tempatnya. Akan tteapi ketika kami telfon-telfon nomor yang tertera pada
booking.com, nomor tersebut tidaklah aktif. Sudah dua kejadian yang membuat
kami khawatir dan curiga.
Akhirnya setelah menemukan Gedung A, tidak lama kemudian
adfa yang keluar Gedung A, dan kami bisa masuk ke Gedung A. kami pun langsung
menaiki lift menuju lantai dimana tempat penginapan kami berada. Akan tetapi
jeng jeng jeng, setelah kami tiba di sana, ternyata tidak adayang membukakan
kami di pintu tersebut, dan kondisi sangat gelap. Dan ketika kami nketuk-ketuk
pun tidak ada jawaban sama sekali. Akhirnya kami memutuskan untu tidur di depan
penginapan tersebut, sampai pada akhirnya ketika kami sudah tertidur pulas, ada
hantu putih yang sangat mengagetkan kami dan membuat salah satu dari kami
teriak, dan memeberikan efek domino ke yang lain untuk berteriak juga dan
bahkan menyiapkan alat perang lain dan juga ada yang sampai pasrah untuk
meninggal wkwkwkwk. Akan tetapi ternyata itu bukanlah hantu, tapi seekor anjing
kecil imut berwarna putih yang dibawa oleh seorang laki-laki yang snagat
pecandu rokok dan menjadi malaikat ke-6 kami.
Kami dibantu malaikat ke-6 kami sampai dia menelfon temannya
yang bisa Bahasa inggris untuk bisa berkomunikasi dengan kami. Dan membantu
tentang penginapan ini dan mencoba membantu mencari penginapan lainnya. Akhirnya
kami juga tahu bahwa penginapan ini merupakan penginapan p[aslu setelah kami
langsung membuka pintunya dan ternyata hanya tinggal dua pelajar yang sudah
tertidur pulas dan bangun terkaget-kaget setelah kami membuka puintunya. Yupp kami
ketipu oleh rating dan sebagainya. Setelah itu kami meutuskan untuk tidur
dibandara saja sambil menunggu penerbangan kami esok hari, dan masih dibantu
malaikat ke-6 kami untuk mencari taxi dan menawar agar 1 taxi bisa untuk 5 orang,
walaupun sebelumnya sudah ditolak oleh beberapa taxi karena maksimal adalah 4
penumpang. Akhirnya ada satu taxi yang menerima kami ber-5 dengan membayar 100
yuan sampai bandara Shenzhen.
Setelah kami sampai di bandara Shenzhen pertama-tama dihebohkan
dengan mabuknya farid, setelah itu dimabukkan dengan bandara yang bagus dan
sangat elegan. Dan terakhir adalah kaget karena farid gak selfie selfie wkwk. Setelah
mencari spot-spot yang terbaik untuk tidur, akhirnya kami menemukan tempat di
lantai dua untuk istirahat dan tidur….
Komentar
Posting Komentar